Tuesday, January 15, 2013

Pariwisata Indonesia

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman.
Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia
Anggota Komisi X DPR Rohmani mengemukakan, pariwisata Indonesia bisa maju tanpa harus bergantung pada wisatawan asing. "Jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi pasar yang besar," katanya di Jakarta, Kamis (27/12/2012).
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur mengakibatkan potensi wisata Indonesia sulit berkembang.
-- Rohmani
Hanya saja, kata legislator yang membidangi pariwisata, kebudayaan, pendidikan dan olahraga itu, untuk bisa berkembang, syaratnya pemerintah harus memperbaiki infrastruktur lokasi wisata.
Ia mencontohkan, saat musim liburan tiba, masyarakat berbondong-bondong menuju lokasi wisata, namun sejumlah infrastruktur lokasi wisata belum memadai.
Menurut Rohmani, banyak lokasi wisata yang belum memiliki infrastruktur yang memadai. Persoalan infrastruktur jalan ini seringkali menjadi kendala dalam pengembangan wisata di daerah. "Akibatnya, destinasi wisata yang potensial tidak bisa berkembang cepat," katanya.
Menurut anggota Fraksi PKS itu, bicara infrastruktur sangat luas, mulai jalan menuju lokasi wisata, dan belum lagi soal sarana dan prasarana wisata yang seringkali tidak membuat nyaman pengunjung.
"Kurangnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur ini mengakibatkan potensi wisata Indonesia sulit berkembang," katanya.
Keindahan alam dan budaya Indonesia sangat banyak dan beragam, dan itu keunggulan Indonesia. Namunbkarena tidak didukung infrastruktur yang memadai potensi wisata ini sulit berkembang.
"Di ASEAN, kekayaan wisata Indonesia tidak ada yang bisa mengimbangi. Namun kita kalah jauh dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Soalnya, tidak ada keberpihakan," kata Rohmani.

No comments:

Post a Comment