A. Perdagangan Antar Negara
Beberapa alasan mengapa suatu Negara memerlukan Negara lain
dalam kehidupan ekonominya adalah :
ö Pertama, tidak semua kebuthan
masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang dihasilkan di dalam negeri,
sehingga untuk memnuhi kebuthan tersebut, harus dilakukan impor dari Negara
yang memproduksinya.
ö Karena terbatasnya konsumen, tidak
semua hasil produksi dapat dipasarkan di dalam negeri, sehingga perlu dicari
pasar luar di luar negeri
ö Sebagai sarana untuk melakukan
proses alih teknologi. Dengan membeli produk asing suatu Negara dapat
mempelajari bagaimana produk tersebut dibuat dan dipasarkan, sehingga dalam
jangka panjang dapat melakyukan produksi untuk barang yang sama.
ö Secara ekonomis dan matematis
perdagangan antar Negara dapat mendatangkan tambahan keuntungan dan efisiensi
dari dilakukannya tindakan spesialisi produksi dari Negara-negara yang memilki
keuntungan mutlak dan/ atau keuntungan berbanding.
B. Hambatan-hambatan perdagangan
antar Negara
Meskipun setiap negara menyadari bahwa perdagangan negaranya
dengan Negara lain harus terlaksana dengan baik, lancar, dan saling
menguntungkan. Namun seringkali Negara-negara tersebut ,ebuat suatu
kebijaksanaan da;am sektor perdagangan luar negeri yang justru menimbulkan
hambatan dalam proses transaksi perdagangan luar negeri.
Namun demikian, dengan mulai dicetuskannya era perdagangan
bebas, maka hambatan-hambatan yang selama ini cukup mengelisahkan akan dicoba untuk
dikurangi dan juka mungkin dihapuskan. Adapun bentu-bentuk hambatan yang selama
ini terjadi di antaranya :
a. Hamabatan Tarif
Tarif adalah suatu nilai tertentu yang dibebankan kepada
suatu komoditi luar negeri tertentu yang akan memasuki suatu Negara (komoditi
import). Tariff sendiri ditentukan dengan jumlah yang berbeda untuk
masing-masing komoditi impor. Secara garis besar bentuk penetapan tari ada dua
jenis, yakni :
ö Tarif Ad-volarem
Yakni tarif yang besar kecilnya ditetakan berdasarkan
prosentase tertentu dari nilai komoditi yang diimpor. Misalnya jika tarif untuk
komoditi impor komponen mobil adalah 50%, maka jika ada komponen mobil masuk
seharga $1000 maka tarifnya adalah sebesar $ 500. Akibatnya harga komponen
mobil tersebut sekarang menjadi $ 1500.
ö Tarif spesifik
Yaitu tarif yang besar kecilnya didasarkan pada nilai yang
tetap untuk setiap jumlah komoditi import tertentu. Sebagai contoh, setiap
komoditi import seberat 1 ton akan dikenakan tariff senile $ 500. Jika kita
bandingkan dengan jenis tariff yang pertama maka terdapat perbedaan yang
menyolok, yakni besarnya tariff akan sam meskipin nilai komoditi yang diimpor
tidak sama, karena 1 ton komoditi impor tersebut bisa saja nilainya diimpor
tidak sama, karena 1 tono komoditi impor tersebut bisa saja nilainya $ 5000,
yang jika digunakan tariff ad-volarem akan dikenai tariff sebesar $ 2500 (lebih
besar dari tariff spesifiknya yang hanya $ 500). Ida dalam perekonomian
Indonesia sendiri tarif masih menjadi salah satu sumber pendapatan Negara dan
sebagai alat proteksi industry dalam negeri yang cukup ampuh, meskipun mulai
dicoba untuk dikurangi serah dengan persiapan era perdagangan bebas yang segera
akan berlaku di tahun 2000-an.
Adapun pengaruh dari adanya pengenaan tariff terhdapa
komditi import adala sebagai berikut :
Þ Tidak adanya tarif menjdaikan
komditi impor yang masuk ke Indonesia menjadi bertambah banyak sehingga
harganya turun (menjadi lebih murah), akibatnya masyarakat lebih menyukai
produk tersebut. hal ini berakibat pada komditi dalam negeri dimana, sumbangan
komoditi menjadi turun.
Þ Kebijaksanaan tarif menjadikan
keadaan pada kesimpulan pertama menjadi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan
naiknya produksi nasional yang dipergunakan menjadi lebih besar.
b. Hambatan Quota
Quota termasuk jenis hambatan perdagangan luar negeri yang
lazim dan sering diterapkan oleh suatu Negara untuk emmabatasi masukkan
komoditi impor ke negaranya. Quota sendiri dapat diartikan sebagai tindakan
pemerintah suatu Negara denvgan menentukan batas maksimal suatu komoditi impor
yang boleh masuk ke Negara tersebut. seperti halnya tariff, tindakan quota ini
tentu tidak akan menyenangkan bagi Negara pengekspornya. Indonesia sendiri
pernah menhadapi kuota import yang diterapkan oleh system perkonomian Amerika.
c. Hambatan Dumping
Meskipun karekteristiknya tidak seperti Tarif dan Quota,
namun dumping sering menjadi suatu masalah bagi suatu Negara dalam proses
perdagangan luar negerinya, seperti yang dialami baru-baru ini, dimana industry
sepeda Indonesia dituduh melakukan politik dumping. Dumping sendiri diartikan
sebagai suatu tindakan dalam menetapkan harga yang lebih murah di luar negeri
disbanding harga di dalam negeri untuk produk yang sama.
d. Hambatan embargo/sanksi ekonomi
Sejarah mebuktikan bahwa suatu negra yang karena tindakannya
dianggap melanggar hak asasi manusia, melanggar wilayah kekuasaan suatu Negara,
akan menerima/dikenakan sanksi ekonomi oleh Negara yang lain (PBB). Contoh yang
masih hangat di teling adalah kasusu intervensi Irak, kasusu libia dan masih
banyak lagi. Akibat dari hambatan yang terakhir ini biasanya lebih buruk dan
meluas bagi masyarakat yang terkena sanksi ekonomi dari pada akibat yang
ditimbulkan oleh hambatan-hambatan perdagangan lainnya.
C. Sebab-sebab Pemrtintah menerapkan
Hambatan Perdagangan
Banyak alasan yang mendorong pemerintah menrapkan
kebijaksanaan hambatan perdagangan diantaranya adalah :
Tarif dan quota disamping untuk meningkatkan pendapatan
Negara dari sektor luar negeri, dipergunakan untuk lebih menyeimbangakn keadaam
maraca pembayaran yang masih deficit. Dengan dikenakannya tariff dan quota
pengeluaran untuk membeli komditi impor menjadi berkurang sehingga dapat
mengurangi pos pengeluaran dalam neraca pembayarn
Tarif dan quota diterapkan untuk melindungi industry dalam
negeri yang masih dalam taraf berkembang, dari serangan komditi-komoditi asing
yang telah lebih dahulu dewasa. Hal ini perlu dilakukan mengingat sering kali
di Negara berkembang masih banyak industry yang masih belum dapat berproduksi
secara efisien sehingga produk yang dihasilkan belum dapat bersaing dengan
produk sejenis yang berasal dari luar negeri. Untuk itulah tariff datau quota
diterapkan. Dapat juga kebijaksanaan ini diterapkan jika suatu Negara tidak
memiliki persedaiaan devisa yang cukup untuk melakukan impor sehingga
pemerintah harus menghemat desvisa tersebut.
Tarif dan quota juga diterapkan untuk mempertahankan tingkat
kemakmuran yang telah dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat suatu Negara.
Adapaun damping jika terpaksa ditempuh digunakan memacu
perkembangan ekspor lewat kenaikan permintaan dikarenakan harga yang murah
tersebut.
Sedangkan sanksi ekonomi diterapkan lebih dikarenakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan HAM, politik, terorosme dan
kemanan intersnasional. Bagi Negara yang terkena sanksi diharapkan dapat
memperbaiki “sikap” dan “tindakannya” bagi kepentingan Negara lain dan bagi
dunia.
D. Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia
Neraca pemabayarn luar negeri Indonesia juga merupakan suatu
bentuk pelaporan yang sisitematis mengani segala transaksi ekonomi yang
diakibatkan oleh adanya kebijaksanaan dan kegiatan ekonomi di sektor luar
negeri. Dengan demikian dalam neraca ini juga terdapat pos yang merupakan arus
dana masuk (umumnya ditandai dengan +) dan pos yang merupakan arus dana keluar
(ditandai dengan -)
Namun demikian secara singkat pos-pos dalam neraca
pembayaran luar negeri Indonesia tersebut dapat dikelompokkan pos-pos dalam
neraca luar negeri Indonesia tersebut dapat dikelompokan ke dalam berikut ini :
ö Neraca Perdagangan, yang merupakan
kelompok transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor
barang, baik migas maupun non-migas.
ö Neraca Jasa, merupakan kelompok
transaski-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan ekspor impor di bidang jasa.
ö Neraca berjalan, merupakan hasil
penggabungan antara neraca perdagangan dan neraca jasa. Jika lebih banyak pos
arus kas masuknya (ekspor) maka nilai neraca berjalan ini akan surplus, begitu
pula sebaliknya.
ö Neraca lalu-lintas modal, merupakan
kelompok pos-pos yang berkaitan dengan lalu-lintas modal pemerintah bersih
(selisih anatar pinjaman dan pelunasan hutang pokok) dan lalu-lintas modal
swasta bersih, berikut lalu-lintas modal bersih lainnya yang merupakan selisih
penerimaan penanaman modal asing dengan pembayaran BUMN.
ö Seslisi yang belum diperhitungkan
ö Neraca lalu lintas moneter, yang
merupakan kelompok pos-pos yang berkaitan dengan perubahan cadangan devisa
E. Peran Kurs Valuta Asing Dalam
Perkonomian Luar Negeri Indonesia
Kurs valuta asing seing diartikan sebagai banyaknya nilai
mata uang suatu negara (Rupiah misalnya) yang harus dikorbankan/dikeluarkan
untuk mendapatkan satu unit mata uang asing (Dollar misalnya). Sehingga dengan
kata lain, jika kita gunakan contoh Rupiah dan Dollar, maka kurs valuta asing
adalah nilai tukar yang menggambrakan banyaknya Rupiah yang harus dikeluarkan
untuk mendapat satu unit Dollar dalam kurun waktu tertentu. Masalah kurs valuta
asing mulai muncul ketika transaksi ekonomi sudah melibatkan dua negara (mata uang)
atau lebih, tentunya sebagai alat untuk menjembatani perbedaan mata uang di
masing-masing negara.
Depresiai adalah turunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata
u8ang asing (Dollar). Misalnya tadinta $ 1 = Rp. 2.350,- menjadi $1 = Rp.
2.400,-. Dengan kata lain depresiasi Rupiah menyebabkan semakin banyak rupiah
yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan 1 unit Dolar.
Apresiasi adalah kebalikan dari depresiasinya rupiah. Dengan
demikian jika Rupiah mengalami depresiasi (mengalami penurunan nilai) maka mata
uang Dollar akan Apresiasi.
Spot Rate, adalah nilai tukar yang masa berlakunya hanya
dalam waktu 2 x 24 jam saja. Sehingga jika sudah melewati batas waktu di atas
maka nilai tukar tersebut sudah tidak berlaku lagi. Sebagai contoh, jika pada
tanggal 13 Desember 1996 kurs $ 1 = Rp. 2.350,- maka setelah tanggal 15/12/96
misalnya, maka kurs tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Sulit untuk mendapatkan informasi kapan pertama kali dan
dengan nilai berapa dollar dihargai dengan mata uang rupiah. Lepas dari semua
itu, perubahan kurs suatu mata uang terhadap mata uang lainnya secara prinsip
hanya disebabkan karena adanya perubahan kekuatan permintaan dan penwaran
terhadapa mata uang asing yang akan dipertukarkan, yang sebenarnya identik
dengan kekuataan permintaan dan penawaran akan komoditi yang diperdagangkan.
Perubahan permintaan dan penawaran pada proses selanjutnya dapat
mengakibatkan mata uang di dalam negeri (rupiah) mengalami penurunan nilai /
Apresiasi, dan dapat juga mengalami kenaikan nilai / Depresiasi, kedua hal
tersebut tergantung dari sebab-sebab perubahan permintaan-penawaran valuta
asing tersebut. Adapun sebab-sebab perubahan tersebut diantaranya :
a. Perubahan selera masyarakat
terhadap komditi luar negeri
Semakin banyak masyarakat Indonesia menyukai dan membutuhkan
barang luar negeri, maka kebutuhan akan mata uang asing ($) akan semakin
banyak pula untuk mendapatkan barang luar tersebut. karena permintaan semakin
banyak, secara grafik, kurva permintaan akan dollar akan bergeser ke kanan dari
keseimbangannya. Akabitnya nilai rupiah mengalami penurunan, atau semakin
banyak rupiah yang harus dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit $.
b. Perubahan iklim investasi dan
tingkat bunga
Perubahan iklim investasi yang semakin aman dan menarik (PP
No. 22 1995 misalnya) dapat menyebabkan arus modal asing makin banyak yang
masuk, yang berarti penawaran modal asing berupa dollar meningkat.peristiwa ini
akan mengakibatkan kurva penawaran dari dollar akan bergeser ke kanan (naik).
c. Perubahan tingkat inflasi
Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan komditi eksport kita
kurang dapat bersaing di pasaran dunia, karena dengan adanya inflasi yang
tinggi harga ekspor akan terasa lebih mahal. Akibatnya jarang yang mau membeli
produk eksport. Hal ini identik dengan menurunnya penawaran dollar untuk
membeli eksport tersebut.
d. Iklim investasi
Prospek dan iklim investasi yang menarik (aman dan tingkat
penghasilan yang tinggi) di Indonesia akan turut memppengaruhi banyak tidaknya
penawaran dollar ke Indonesia. Semakin menarik maka nilai rupiah akan semakin
tinggi (apresiasi).
Masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan rupiah
depresiasi atau sebaliknya. Namun yang jelas kurs (nilai tukar) yang saat ini
berlaku adalah sudah mencerminkan keseimbangan pasar, artinya kurs itulah yang
menggambarkan kenyataan perekonomian suatu negara saat ini.
No comments:
Post a Comment