Pernalaran induktif adalah suatu pernalaran yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
pernalaran induktif merupakan kebalikan dari pernalaran deduktif. Untuk turun ke
lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih
tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat
ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
Pernalaran Induktif dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Generalisasi
adalah
proses pernalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Dari sejumlah fakta
atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau
seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan
dengan cara itu disebut dengan generalisasi. Jadi, generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang diamati.
Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol,
bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang
atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan
sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih
lanjut.
Contoh :
Murid
laki-laki itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
Murid
perempuan itu pergi ke sekolah, dia memakai seragam sekolah.
Generalisasi
: Semua murid yang pergi ke sekolah memakai seragam sekolah.
Generalisasi
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Generalisasi
dengan loncatan induktif.
Generalisasi
dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki. Contoh : Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan
handphone Blackberry.
b. Generalisasi
tanpa loncatan induktif.
Generalisasi
tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : sensus penduduk.
2. Analogi
adalah suatu perbandingan
yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya
dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.
Jenis-jenis
analogi :
a. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang
disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk
membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang
terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh : Nindy terpaksa di cutikan
dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di
cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
b. Analogi
deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode
untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide
baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal
yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Contoh : metode pengajaran yang
diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian
materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana
mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang
terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus
diisi dengan air.
3. Hubungan Klausal
adalah Pernalaran induktif dengan melalui
hubungan kausal (sebab akibat) merupakan pernalaran yang bertolak dari hukum
kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam
rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul
tanpa penyebab.
Cara berpikir seperti itu sebenarnya
lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dalam dunia ilmu
pengetahuan. Contoh : Sheily membawa paying ketika akan pergi ke kampus, karena
cuaca mendung (sebab) dan akan segera turun hujan (akibat)Sumber :
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-induktif.html